Rahmat Allah

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَ الرَّحْمَةَ سَبَبًا لِدُخُولِ الجَنَّةِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنَشْكُرُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. أَمَّا بَعْدُ:

Yang sama-sama kita hormati, guru tercinta (مُرَبِّي رُوحِنَا) ayahanda KH. Syamsul Ma’arif Hamzah

مَتَّعَهُ اللهُ بِطُولِ حَيَاتِهِ مَعَ الصِّحَّةِ وَالعَافِيَةِ و زَادَ اللَّهُ بَرَكَتَه وَأَسْرَارَهُ وَأَنْوَارَهُ وَعُلُومَهُ وَكَرَامَتَهُ، وَيُعِيدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِ وَأَسْرَارِهِ وَأَنْوَارِهِ وَعُلُومِهِ وَكَرَامَتِهِ و اجمعنا و اياه فِي الدَّارَيْنِ. آمِينْ يَا اللَّهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Yang kami cintai, Gus Lubbi, Gus Tomi Gus Ryan, Gus Najib, Gus Ade, serta para jama'ah yang dirahmati Allah Swt. 

Guru kita yang mulia, pernah berpesana bahwa seorang hamba masuk surga bukan karena amal yang ia perbuat, melainkan karena rahmat Allah-lah ia dapat masuk surga.

Sebagai contoh, ada seseorang yang merasa masuk surga karena amal ibadah yang ia telah perbuat ketika di dunia. Lalu Allah bertanya: "Sudah berapa lama kamu di surga? Katakanlah 60 tahun. Apakah kamu masuk surga  karena amalmu?" Lalu ia menjawab, "Ya, karena aku sudah beribadah selama 60 tahun," maka Allah berkata: "Kalau begitu, cukup sampai sini saja. Surga ini untukmu hanya 60 tahun, sesuai dengan amalmu. Sekarang keluarlah dari surga."

Imam Al-Ghazali memberikan contoh tentang perbedaan antara amal manusia dan rahmat Allah Swt. Ada kisah tentang seorang budak fakir yang ingin menikahi putri raja. Akhirnya diberi syarat yang susah oleh sang raja yaitu agar membawa permata bahraman, yang hanya terdapat di istana Kisra pada waktu itu. Untuk mendapatkan permata tersebut, seseorang harus menyelam hingga ke dasar laut yang sangat dalam. Budak fakir itu pun lalu membawa ember ke laut untuk mencarinya. Dan mulai ia memindahkan air laut sedikit demi sedikit dengan embernya.  Melihat hal ini, ikan-ikan merasa kasihan. Dengan rahmat Allah, ikan-ikan tersebut membawa permata dari dasar laut dan meletakkannya di hadapan budak fakir itu. Permata itu pun menjadi miliknya. Tentu, Ia mendapatkannya bukan karena usahanya yaitu memindahkan air sedikit demi sedikit, melainkan karena rahmat Allah Swt.

Contoh yang lain, seseorang diminta menjaga rumah selama satu malam dengan upah Rp100.000. Namun, keesokan harinya, pemilik rumah justru memberikan Rp100 juta. Tentu saja, Rp100 juta bukanlah upah yang setara untuk menjaga rumah selama satu malam, melainkan bentuk rahmat dan kasih sayang dari pemilik rumah. 

, Allah memberikan pahala yang jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya bagi orang yang melaksanakan shalat sunnah qobliyah Subuh dua rakaat. Padahal, Allah bisa saja memberikan pahala yang setara dengan uang Rp100.000, seperti upah seseorang yang menjaga rumah. Namun, Allah memilih memberikan pahala yang jauh lebih besar sebagai bentuk rahmat-Nya.

Hikmah pertama dalam Kitab Al-Hikam berbunyi:

مِنْ عَلَامَةِ الْإِعْتِمَادِ عَلَى الْعَمَلِ نُقْصَانُ الرَّجَاءِ عِنْدَ وُجُوْدِ الزُّلَلِ

Artinya: "Di antara tanda sikap mengandalkan amal ialah berkurangnya harapan kepada Allah tatkala seseorang melakukan kesalahan."

Hikmah ini mengajarkan bahwa Kebergantungan harus selalu kepada Allah, baik dalam keberhasilan maupun kegagalan. Amal hanyalah alat, sedangkan rahmat Allah adalah tujuan dan sebab utama keberhasilan.

Maka dari Ibnu Masyisy berkata:

مَنْ دَلَّكَ عَلَى الدُّنْيَا فَقَدْ غَشَّكَ، وَمَنْ دَلَّكَ عَلَى الْعَمَلِ فَقَدْ أَتْعَبَكَ، وَمَنْ دَلَّكَ عَلَى اللَّهِ فَقَدْ أَرَاحَكَ.

"Barang siapa menunjukkanmu kepada dunia, maka ia telah menipumu. Barang siapa menunjukkanmu kepada amal, maka ia telah melelahkanmu. Dan barang siapa menunjukkanmu kepada Allah, maka ia telah memberimu ketenangan."

فَالشَّيْخُ الْكَامِلُ هُوَ الَّذِي يُرِيحُكَ مِنَ التَّعَبِ لَا الَّذِي يُدِلُّكَ عَلَى التَّعَبِ.

"Guru sejati adalah orang yang membuatmu tenang dari kelelahan, bukan yang membawamu kepada kelelahan."

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ". قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "لَا، وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ".

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Tidak ada seorang pun yang akan masuk surga karena amalnya." Para sahabat bertanya: "Termasuk engkau, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Termasuk aku, kecuali jika Allah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepadaku." HR. Bukhari:  5673a

Bagaimana cara mendapat Rahmat Allah itu?, caranya dengan mencari ridha guru dan orang tua yaitu dengan menyenangkan keduanya, sehingga kita mendapatkan karomah dari keduanya yang dengan karomahnya kita bisa  mendapatkan syafaat Nabi Muhammad Saw dan Syafaat Nabi Muhammad Saw inilah pintu gerbang untuk mendapatkan Rahmat Allah Swt sebagaimana dawuh guru kita yang mulia.

أللهم يا رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَتُبْ عَلَيْنَا

"Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah kami, rahmatilah kami, dan terimalah taubat kami."

آمِينْ يَا اللَّهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FADILAH SURAT FATIHAH

Qiyamullail