AMPUNAN ALLAH

 

مغفرة الله

لمن تاب من الذنوب والخطايا

أعده

الأستاذ الحاج محمد بخيت بن الشيخ أحمد مغني بن إسماعيل

Ampunan Tuhan

Bagi orang yang bertaubat dari dosa dan kesalahan

Disusun oleh

Ustadz Haji Muhammad Bakhit bin Syaikh Ahmad Mughni bin Ismail

BAB I

DALIL TAUBAT

Banyak sekali firman Allah Swt dan hadits Rasulullah serta perkataan para ulama mengenai masalah taubat kepada Allah Swt.

Firman Allah Swt:

وَتُوبُوا إِلَى اللهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung." (An-Nur: 31).

Allah memerintahkan kepada mereka agar selalu bertaubat dan meminta ampun kepada-Nya. Dan dengan demikian itu merupakan rahmat Allah yang luas atas hamba-Nya.

Firman Allah Swt:

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasuha)." (At-Tahrim: 8).

Dalam ayat ini, pertama-tama Allah Swt memerintahkan kepada kaum mukminin agar bertaubat, dan Allah tidak menjelaskan bagaimana taubat itu. Kemudian dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa taubat itu adalah taubat yang sebenar-benarnya (taubat nasuha), bukan dengan taubat yang sembarangan, taubat musiman, atau taubat yang hanya mengikuti perkataan orang lain.

Taubat nasuha adalah taubat yang mencakup beberapa hal berikut:

1.    Meliputi semua dosa, sehingga tidak ada satu dosa pun yang tertinggal kecuali masuk dalam taubat tersebut.

2.    Keputusan dari hati dan kejujuran, sehingga tidak ada keraguan sedikit pun dalam pelaksanaan taubatnya.

3.    Memurnikan taubat dari campuran yang dapat merusaknya, sehingga tidak ada dorongan sedikit pun untuk bertaubat selain karena takut kepada Allah Swt dan ingin mendapatkan ridha-Nya.

Dan tidak diragukan bahwa taubat nasuha pasti diterima oleh Allah Swt dan menghasilkan beberapa buah:

1.    Tumbuhnya semangat dan rajin dalam beribadah kepada Allah Swt.

2.    Mendapatkan kenikmatan dan manisnya setiap kali melaksanakan ibadah, yang bisa dijadikan tanda bahwa ibadah tersebut diterima.

Firman Allah Swt:

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan dirinya." (Al-Baqarah: 222)

Cinta Allah atau kasih sayang Allah Swt adalah dambaan dan impian setiap orang yang beriman. Rasulullah sering berdoa dengan doa:

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu."

Padahal telah ditegaskan bahwa beliau adalah kekasih Allah, namun beliau tetap berdoa demikian. Semua itu adalah untuk memberikan contoh teladan kepada umatnya.

Firman Allah Swt:

"Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."

Firman Allah Swt:

"Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Kemudian bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberikan kepadamu kenikmatan yang baik." (Surah Hud Ayat 3).

Barang siapa yang bertaubat kepada Allah Swt dari dosa-dosanya dan ikhlas beribadah kepada-Nya, maka pasti akan diberikan keamanan, ketenangan, dan keridhaan, meskipun hidupnya dalam kesulitan dan sempit rezekinya.

Dan barang siapa yang tidak bertaubat dan tidak ikhlas beribadah, serta tetap melakukan perbuatan dosa, maka hidupnya akan dipenuhi ketakutan, kegelisahan hati, dan kemurkaan ilahi, meskipun hidup dalam kenikmatan dan kelapangan rezeki. Sebab, tidak ada manfaat dari kenikmatan dan kelapangan rezeki jika berakhir dengan kesengsaraan.

Kejahatan apa yang lebih besar jika akibatnya adalah neraka yang azabnya tidak bisa dibandingkan dengan apa pun.

Firman Allah Swt:

"Dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Surah Al-Hujurat Ayat 11)

Firman Allah Swt:

"Tidakkah mereka mengetahui bahwa mereka diuji setiap tahun sekali atau dua kali, kemudian mereka tidak bertaubat dan tidak mengambil pelajaran?" (Surah At-Taubah, Ayat 126).

Dalam ayat ini, Allah Swt menjelaskan keadaan orang-orang munafik yang, meskipun mereka diberikan cobaan, mereka tidak mau menyadari dan tidak mau bertaubat dari dosa-dosa mereka, padahal mereka telah diberikan musibah.

Rasa sakit dan kesakitan sekali atau dua kali dalam setahun berbeda dengan keadaan orang-orang beriman. Seorang mukmin ketika mendapat suatu cobaan, baik yang menimpa dirinya, hartanya, atau anaknya, maka musibah itu dijadikan sebagai peringatan dari Allah yang harus diperhatikan, disadari, dan ditindaklanjuti dengan segera bertaubat kepada Allah Swt karena dia khawatir bahwa hal itu adalah tanda kemurkaan Allah Swt terhadap dirinya.

Dengan demikian, jelaslah perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang munafik.

Firman Allah Swt:  

"Sesungguhnya taubat yang diterima Allah adalah taubat bagi orang-orang yang melakukan kejahatan dengan kebodohan, kemudian mereka segera bertaubat. Maka mereka itulah yang diterima taubatnya oleh Allah." (Surah An-Nisa Ayat 17)

Ayat ini mengandung beberapa makna yang tersembunyi di antaranya:

1.  Orang yang melakukan kejahatan atau dosa dianggap bodoh (jahil), meskipun ia pintar dan berilmu.

2.  Taubat yang diterima oleh Allah adalah taubat yang dilakukan sebelum matahari terbit dari sebelah barat dan sebelum roh sampai di tenggorokan (saat sakaratul maut).

3.  Mengulangi taubat itu hukumnya wajib.

Dari beberapa ayat yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, di antaranya:

1.    Taubat dari satu dosa hukumnya wajib segera.

2.    Taubat yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman adalah taubat yang sungguh-sungguh (taubat nasuha).

3.    Orang yang bertaubat adalah orang yang mendapatkan kecintaan Allah Mahasuci Allah Swt.

4.    Orang yang bertaubat hidup dalam kebaikan, ketenangan hati, dan keridhaan Allah Swt meskipun secara lahiriah mengalami kesulitan.

5.    Orang yang tidak bertaubat akan dimasukkan oleh Allah Swt ke dalam kelompok orang-orang yang zalim.

6.    Perbedaan antara seorang mukmin dan seorang munafik terletak pada pelaksanaan taubat.

Rasulullah Sawbersabda:

"Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari seratus kali." (HR. Muslim)

Dalam bertaubat, manusia terbagi ke dalam beberapa tingkatan. Ada yang bertaubat dari dosa, ada yang bertaubat dari perkara makruh, dan ada yang bertaubat dari perkara yang kurang baik (khilaf al-awla) karena tidak ada dosa dan perkara makruh.

Adapun taubat Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم adalah dari perkara yang sudah baik menuju kepada perkara yang lebih baik lagi.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

"Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat dan meminta ampun." (HR. Al-Hakim dan At-Tirmidzi).

Dari hadits ini dapat dinyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang terbebas dari perintah taubat, sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

"Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat seorang hamba dibandingkan kegembiraan seorang pria yang berada di suatu tempat berbahaya (tempat yang tidak berpenghuni), di mana ia membawa hewan tunggangannya yang di atasnya terdapat makanan dan minumannya. Kemudian pria itu meletakkan kepalanya dan tertidur, lalu ketika bangun, ia mendapati hewan tunggangannya telah hilang. Setelah itu, ketika kepanasan dan sangat kehausan yang tak tertahankan, ia berkata, 'Aku akan kembali ke tempat semula.' Maka ia kembali ke tempat semula (tempat di mana hewan tunggangannya hilang), dan tidur lagi. Kemudian, ketika ia mengangkat kepalanya, tiba-tiba hewan tunggangannya berada di dekatnya." (HR. Bukhari)

Maksud dari hadits ini adalah bahwa Allah memberikan ganjaran pahala yang cepat kepada hamba-Nya yang bertaubat, yang diilustrasikan dengan ganjaran cepat yang diberikan oleh seorang pria kepada orang yang menemukan barangnya yang hilang. Adapun kegembiraan yang datang dari Allah, maksudnya adalah Allah memberikan pahala kepada orang yang membuat-Nya gembira.

Rasulullah Sawbersabda:

"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa." (HR. Ibnu Majah dari Ibnu Mas’ud)

Inilah sebagian kemurahan Allah Swt, bahwa orang yang sebelumnya berada dalam dosa dalam waktu yang lama, namun kemudian bertaubat, diampuni dosanya oleh Allah.

Ketika seseorang menyesali dosa-dosanya dan bertaubat, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya dan menganggapnya seperti orang yang tidak berdosa, serta memberinya pahala yang besar.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa Allah lebih sayang kepada hamba-Nya yang bertaubat dibandingkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Rasulullah Saw bersabda:

"Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama ruh belum mencapai tenggorokan (saat sekarat)."(HR. Tirmidzi)

Beberapa arif (ulama) mengatakan bahwa ketika Malaikat Maut sudah datang untuk mengambil nyawa seseorang, maka dia akan memberitahukan bahwa umurmu sudah hampir habis dan kamu tidak bisa meminta penundaan, bahkan sekejap mata pun. Pada saat itu, sudah terlambat untuk menyesal dan merasakan kerugian yang sangat besar bagi hamba tersebut.

Seandainya dia bisa menebus dengan seluruh harta yang dimiliki, niscaya dia akan melakukannya hanya untuk diberikan sedikit umur agar bisa bersedekah dengan hartanya.

Hal itu terjadi ketika ruh sudah mencapai tenggorokan, karena ketika ruh sudah sampai di sana, maka akan diperlihatkan kepadanya tempat yang akan ditempatinya, apakah surga atau neraka.

Inilah isyarat dari firman Allah yang artinya:

"Dan wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menunda ajalku sedikit waktu saja, sehingga aku bisa bersedekah dan menjadi termasuk orang-orang yang saleh?"

Namun Allah tidak akan memberi kesempatan lagi apabila ajal sudah tiba, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Rasulullah Sawbersabda:

"Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada siang hari, dan membentangkan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari, hingga matahari terbit dari barat."
(HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa Allah Swtsetiap saat, baik malam maupun siang, selalu menerima tobat hamba-hamba-Nya yang bertobat, hingga matahari terbit dari barat, karena saat itu adalah tanda kiamat sudah sangat dekat.

Rasulullah Saw bersabda:

"Sekiranya kalian berbuat salah hingga dosa kalian mencapai langit, kemudian kalian bertobat, niscaya Allah akan menerima tobat kalian."(HR. Ibnu Majah)

Kata Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad al-Ghazali: "Sesungguhnya tobat yang benar-benar diterima oleh Allah adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan diiringi dengan penyesalan terhadap dosa-dosa."

Orang yang bertobat dengan penuh keikhlasan dan kesadaran dari dosa-dosanya, jika diterima oleh Allah, maka dia akan mendapatkan pahala dan anugerah dari-Nya. Orang yang bertobat dengan ikhlas dan penuh penyesalan akan diampuni dosa-dosanya dan Allah akan mengganti dosa tersebut dengan amal baik.

Tobat yang diterima Allah adalah tobat yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan penyesalan terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan, serta dengan tekad yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi.

Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadis, orang yang benar-benar bertobat dan ikhlas dari dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah dan dia akan mendapatkan pahala serta kebaikan. Tobat yang dilakukan dengan kesungguhan hati, penyesalan, dan tekad yang kuat akan mendapatkan balasan yang baik di sisi Allah Swt.

Selama tempat yang kotor tidak diterima oleh Raja untuk dijadikan tempat tinggal, maka hati yang kotor tidak diterima oleh Allah untuk berada dalam keadaan dosa.

Sebagaimana makanan yang tidak layak dan kotor tidak diterima dalam hal makanan, demikian pula dengan hati yang kotor tidak diterima oleh Allah jika penuh dengan dosa dan kesalahan. Maka, seseorang harus membersihkan hatinya dari kotoran dan dosa dengan penyesalan dan tobat yang sungguh-sungguh.

Sebagaimana sabda Rasulullah:

'Sesungguhnya seorang mukmin jika ia melakukan dosa, maka akan ada titik hitam di dalam hatinya. Jika ia bertobat, berhenti, dan memohon ampun, maka titik hitam itu akan dihilangkan. Jika ia terus menambah dosa, maka titik hitam itu akan bertambah hingga menutup seluruh hatinya. Itulah kekotoran yang disebutkan Allah dalam Kitab-Nya, "Sekali-kali tidak, tetapi apa yang mereka kerjakan itu menutup hati mereka." (HR. Tirmidzi).'

Sebagaimana seseorang yang hatinya sudah penuh dengan kotoran, maka akan sulit menerima nasihat dan petunjuk, dan berbahaya bagi diri manusia jika tidak membersihkan hati dari kekotoran tersebut, yang bisa mengakibatkan godaan setan.

Menurut Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali: 'Tobat itu wajib karena beberapa alasan:

1.    Supaya mudah mendapatkan taufik dari Allah Swt.

2.    Supaya ibadah ibadah sunnah diterima oleh Allah Swt karena modal untuk dicintai Allah adalah dengan memperbanyak ibadah sunnah.

Bagaimana mungkin seseorang bermunajat kepada Allah sedangkan Allah murka kepadanya.

Menurut Sayyid Abdullah Al-Jurdani:

Tobat merupakan pokok segala maqam (tingkatan) dan hal (kondisi), orang yang tidak bertaubat tidak ada maqam dan hal, orang tersebut seperti orang yang tidak punya tanah, tidak mungkin bisa membangun bangunan.

Wajib atas seseorang hamba segera taubat dari dosa-dosanya agar terlepas dari murka Allah dan neraka Jahannam dan siksa siksa lainnya serta supaya terlepas dari kehinaan yang abadi dan supaya mendapatkan keberuntungan yang abadi, menuju pintu Rahmat Allah, mencapai Ridha Allah dan surga-Nya dan supaya mudah mendapatkan taufik Allah dan untuk berbuat amal shaleh dan supaya diterima segala amal ibadah karena kebaikan amal ibadah itu, hukumnya sunnah sedangkan taubat hukumnya wajib dan tidak diterima amal ibadah sunnah sebelum melaksanakan yang wajib disegerakan.

Menurut beberapa ulama: Hindarilah menunda tobat, karena menunda tobat membawa dua bahaya besar:

1.    Bertumpuknya dosa yang menjadi titik hitam di dalam hati sehingga menjadi karat yang tidak bisa dihapuskan lagi kecuali dengan Api.

2.    Mendadak mati sehingga tidak bisa lagi bertaubat maka celakalah Kemungkinan kematian tanpa tobat, yang berarti tidak ada kesempatan lagi untuk bertobat setelah kematian.

Hal ini dikarenakan, menunda tobat dapat menyebabkan seseorang jatuh ke dalam kebinasaan dan menjadi salah satu penghuni neraka. Maka dari itu, sangat penting untuk bertobat dari dosa-dosa yang tampak maupun yang tersembunyi agar mendapatkan bimbingan dan tolong dari Allah Swt.

Dan bahaya dosa ini menyebabkan kesulitan dan kebinasaan. Dosa yang tidak diikuti dengan tobat dapat menyebabkan seseorang terjerumus dalam dosa-dosa besar lainnya dan mengabaikan ibadah serta pelayanan kepada Allah Swt. Akibatnya, hati menjadi hitam, keras, dan penuh dengan kesalahan. Tanpa rahmat Allah Swt, hal ini dapat mengarah pada kekafiran dan kebinasaan kekal.

Bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan pertolongan dan bimbingan dari Allah dalam menghadapi kesulitan? Bagaimana kita dapat terus-menerus melayani Allah jika kita terjerat dalam kemaksiatan? Dan bagaimana kita bisa mendapatkan ketenangan untuk berdoa dan meminta ampunan jika kita terjerumus dalam dosa?

Dalam sebuah hadits yang disebutkan, Rasulullah Saw bersabda bahwa apabila seorang hamba berdosa dan kemudian ia berdoa kepada Allah, dua malaikat datang dan menyaksikan perbuatannya. Jika ia bertaubat dan memohon ampunan, Allah Swt akan menerima taubatnya dan dosa-dosanya akan dihapus.

Bagaimana cara agar kita dapat selalu mengingat Allah dan bagaimana agar seseorang yang terus menerus berdosa dapat memperoleh bimbingan dari Allah dan tidak akan kehilangan harapan untuk bertobat dan melaksanakan ibadah?

Jika ibadah dilakukan dengan niat dan usaha yang tulus, tanpa merasakan kepenatan dan kelelahan, maka itu akan menghasilkan buah yang manis dan bermanfaat. Akibatnya, semua dosa yang dilakukan dapat dihapus dengan taubat kepada Allah.

Meskipun seseorang memiliki banyak dosa, jika ia tidak merasa malas dan terus beribadah, ia akan mendapatkan ampunan dan bimbingan dari Allah Swt.

Menurut Sheikh Abdul Wahhab al-Sha'rani, sifat seorang hamba adalah untuk memperhatikan kesesuaian antara amalan lahir dan batin. Agar seseorang dapat mendapatkan rahmat Allah, ia harus terus menerus berusaha dalam beribadah dan taubat, serta selalu menjaga keikhlasan dalam ibadahnya.

Dengan bersyukur dan memohon ampun kepada Allah Swt, semua dosa dapat diampuni jika Allah Swt menerima taubat kita. Jika seseorang merasa berat dalam taubat karena dosa-dosa yang dilakukan, maka sangat penting untuk terus bertobat dan memohon ampun kepada Allah Swt.

Jika seseorang merasa tidak mampu untuk mengatasi dosa, maka ia harus berdoa kepada Allah Swt, "Ya Allah, Yang Memudahkan segala yang sulit, mudahkanlah bagi kami setiap kesulitan, karena memudahkan yang sulit adalah mudah bagi-Mu."

Dengan doa dan permohonan yang tulus, insya Allah akan memudahkan setiap kesulitan dan memperoleh kemudahan dalam taubat dan ibadah.

Bab 2

Penjelasan tentang Taubat dan Fakta-faktanya

Pertama, taubat adalah jalan untuk memperbaiki kondisi dan menghapuskan dosa. Berikut adalah beberapa aspek penting tentang taubat:

1.    Seseorang yang melakukan dosa, maka taubatnya kepada Allah Swt sangat penting. Taubat merupakan cara untuk memperbaiki diri dan menghapuskan dosa-dosa tersebut.

2.    Taubat adalah cara untuk menjauhkan diri dari godaan iblis dan berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt, sehingga seseorang dapat selamat dari murka-Nya dan mendapatkan ampunan-Nya.

3.    Dengan taubat yang sungguh-sungguh, seseorang dapat memperoleh tempat di surga dan kebahagiaan abadi.

4.    Taubat yang tulus dan ikhlas akan menghindarkan seseorang dari tempat yang tidak diinginkan dan menjaga dirinya dari azab.

5.    Taubat adalah langkah penting untuk memperbaiki diri dan mendapatkan penerimaan Allah Swt, sehingga seseorang tidak lagi terjerumus ke dalam dosa dan kesalahan yang sama.

6.    Taubat adalah solusi untuk memperbaiki keadaan dan mendapatkan ampunan dari Allah.

7.    Taubat akan mendapatkan dukungan dari dua malaikat yang mencatat amal perbuatan.

8.    Taubat adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan mengikuti teladan Rasulullah Saw.

9.    Taubat yang benar akan menyelamatkan manusia dari kemarahan Allah dan menjauhkannya dari siksaan neraka.

Seseorang yang melakukan dosa, maka taubat akan menghapuskan dosanya dan memperoleh pengampunan. Oleh karena itu, penting untuk selalu berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah Swt dari kemurkaan-Nya dan siksa neraka, sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw:

"Dan kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan dari api neraka."

Dengan demikian, taubat yang benar akan menghapus dosa dan membawa seseorang mendapatkan ampunan dari Allah. Taubat adalah cara untuk menjaga diri dari kemarahan dan azab neraka serta mendekatkan diri kepada Allah.

Seseorang yang terus berdoa dan memohon ampunan kepada Allah akan mendapatkan perlindungan dari keburukan dan selalu berada dalam kasih sayang Allah.

Dalam doa Sheikh Abu al-Hasan al-Shadhili:

"Jadikanlah keburukanku seperti keburukan orang yang Engkau cintai dan jangan jadikan kebaikanku seperti kebaikan orang yang Engkau benci."

Dengan doa ini, seseorang meminta agar semua dosanya diampuni dan agar kebaikannya diterima oleh Allah dengan penuh kasih sayang, serta menjauhkan dari kebencian dan kemurkaan Allah.

Rasulullah Saw bersabda:

"Orang yang bertobat adalah kekasih Allah."

Tidak ada satu pun makhluk yang lebih dicintai dalam kehidupan ini selain kecintaan dan keridhaan Allah Swt. Orang yang dicintai oleh Allah akan dicintai oleh makhluk-Nya dan tidak akan pernah terasing dari mereka.

Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw yang menyatakan bahwa ketika Allah mencintai seorang hamba, Allah mengumumkannya kepada para malaikat. Dan ketika Allah murka terhadap seorang hamba, Allah juga mengumumkan kemurkaannya kepada para malaikat. Dengan demikian, orang tersebut akan dipertimbangkan dalam hati manusia, dan jika Allah telah menetapkan azab neraka sebagai balasan bagi dosa-dosanya, maka tidak ada yang bisa mengubahnya di dunia ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahmat Allah

FADILAH SURAT FATIHAH

Qiyamullail