Nama Allah Arrahman
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
الحمدُ للهِ الَّذِي أَفَاضَ عَلَيْنَا مِن رَحْمَتِهِ، وَهَدَانَا إِلَى صِرَاطِهِ، وَجَعَلَنَا مِنْ أُمَّةِ نَبِيِّهِ وَصَفِيِّهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Yang sama-sama kita hormati, guru tercinta (مُرَبِّي رُوحِنَا) ayahanda KH. Syamsul Ma’arif Hamzah, semoga Allah panjangkan umurnya dalam sehat wal afiat. Semoga kita semua yang hadir dalam majlis ini mendapatkan pancaran ilmu, akhlak dan karomah dari guru kita yang mulia, Amin Ya Allah ya Robbal Alamin.
Yang kami cintai: Gus Lubbi, Gus Tomy, Gus Ryan, Gus Najib, Gus Ade, serta para jamaah yang dirahmati Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā.
Dalam lanjutan bait-bait doa Zikrul Ghāfilīn adalah:
يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكْ
“Wahai Yang Maha Penyayang, sayangilah kami dengan rahmat-Mu.”
Ada pula bait yang serupa yaitu :
رَحْمٰنُ يَا رَحِيمُ ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ، يَا مُنْعِمُ أَنْعِمْنَا دَارَيْنِ بِنِعْمَتِكَ
"Wahai Ar-Rahman, wahai Ar-Rahim, limpahkanlah rahmat-Mu kepada kami. Wahai Dzat yang Maha Memberi Nikmat, anugerahkan kepada kami kenikmatan di dua negeri: dunia dan akhirat."
الرَّحْمَنُ: هو المنعِمُ بجَلالِ النِّعَم
Ar-Rahmān adalah kasih sayang Allah yang luas dan menyeluruh, yang mencakup semua makhluk—baik manusia, hewan, bahkan orang-orang yang tidak beriman. Semua akan mendapatkan rezeki, kesehatan, kehidupan, dan nikmat dunia lainnya.
الرَّحِيمُ: هو المُعينُ بدقائقِ الرَّحمة
Sedangkan Ar-Rahīm (الرَّحِيمُ) adalah rahmat yang khusus. Ia hanya diberikan kepada hamba-hamba yang beriman. Seperti ampunan, petunjuk, hidayah, ketenangan hati, kekhusyukan ibadah, keberkahan dalam hidup, pahala, dan nikmat abadi di surga
Rasulullah ﷺ bersabda:
"إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ، أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِّ، فَبِهَا يَتَعَاطَفُونَ، وَبِهَا يَتَرَاحَمُونَ، وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا، وَأَخَّرَ تِسْعًا وَتِسْعِينَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ."
"Sesungguhnya Allah memiliki seratus rahmat. Dia turunkan satu rahmat di antara jin, manusia, hewan, dan makhluk lainnya. Dengan satu rahmat itu mereka saling mengasihi, saling menyayangi, bahkan binatang liar pun menyayangi anaknya. Dan Allah menangguhkan sembilan puluh sembilan rahmat lainnya untuk Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya pada hari kiamat." (HR. Muslim, no. 2752)
Jika satu rahmat saja sudah menumbuhkan begitu banyak kasih sayang di dunia ini, bagaimana dengan 99 rahmat lainnya? Ya Allah siapkan khusus untuk hamba-hamba-Nya yang beriman di hari kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَـٰنُ، ٱرْحَمُوا مَن فِي ٱلْأَرْضِ يَرْحَمْكُم مَن فِي ٱلسَّمَاء
"Orang-orang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah makhluk di bumi, maka Yang di langit akan menyayangi kalian." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
ٍSalah seorang sahabat Nabi ﷺ yang bernama Al-Miqdad bin Al-Aswad pernah bercerita:
“Aku mendengar dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ
‘Tafakur selama satu saat lebih baik daripada ibadah selama satu tahun.’”
Namun, ketika Al-Miqdad bertemu Ibnu ‘Abbas, ia juga mendengar hal serupa namun dengan kadar berbeda, “Rasulullah ﷺ bersabda:
تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَبْعِ سِنِينَ
‘Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah tujuh tahun.’”
Kemudian, ketika ia bertemu Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia pun berkata:
“Rasulullah ﷺ bersabda:
تَفَكُّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَبْعِينَ سَنَةً
‘Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah tujuh puluh tahun.’”
Al-Miqdad pun merasa heran dengan perbedaan jumlah tahun dalam sabda Rasulullah ﷺ. Maka ketika hal ini dikonfirmasi langsung kepada Nabi ﷺ, beliau menyatakan bahwa semuanya benar.
Nabi ﷺ menjelaskan bahwa perbedaan kadar pahala tafakur itu tergantung pada kedalaman dan isi renungan masing-masing sahabat.
Ketika ditanya kepada Abu Hurairah:
"Apa yang engkau pikirkan saat tafakur?"
Beliau menjawab:
“Aku memikirkan penciptaan langit dan bumi.”
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِۚ
Maka tafakur seperti itu nilainya lebih baik dari ibadah satu tahun.
Ketika ditanya kepada Ibnu ‘Abbas:
"Apa yang engkau renungkan?"
Beliau menjawab:
“Aku memikirkan kematian, dan bagaimana menghadapi Munkar dan Nakir di alam kubur.”
Tafakur ini lebih berat dan lebih dalam, maka pahalanya setara ibadah tujuh tahun.
Ketika ditanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq:
"Apa yang engkau pikirkan saat tafakur?"
Beliau menjawab :
“Aku memikirkan neraka. Karena Allah berfirman :
لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
‘Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan (golongan) jin dan manusia semuanya.’"
Aku memohon kepada Allah agar tidak satu pun dari umat Nabi Muhammad ﷺ yang masuk ke dalamnya.”
Tafakur seperti ini, yang dilandasi kasih sayang terhadap seluruh umat, lebih utama daripada ibadah tujuh puluh tahun lamanya.
Maka Rasulullah ﷺ pun bersabda:
أَرْحَمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ
“Orang yang paling penyayang terhadap umatku adalah Abu Bakar.”
اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
اللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
اللَّهُمَّ انْصُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ،
كَرَامَةً لِسَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
والله الموفق إلى أقوم الطريق، والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
Komentar
Posting Komentar