Shalawat Alfatih
1. Penjelasan Umum
Shalawat al-Fatih adalah salah satu jenis shalawat yang sangat masyhur dalam dunia tasawuf dan thariqah, khususnya dalam Thariqah Tijaniyah.
Shalawat ini dipandang sebagai shalawat yang paling sempurna dalam memuji Rasulullah ﷺ, karena mencakup seluruh dimensi beliau:
Syariat (ajaran lahiriah Rasulullah ﷺ).
Tarekat (jalan spiritual menuju Allah).
Hakikat (kedalaman makna dan rahasia).
Makrifat (pengenalan hakiki kepada Allah melalui Rasulullah ﷺ).
Karena itu, disebut “Kunci diri Baginda Rasulullah ﷺ”, maksudnya ia dianggap sebagai wasilah atau jalan untuk sampai kepada hakikat kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ.
---
2. Teks Shalawat al-Fatih (dalam bahasa Arab)
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ٱلْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ، وَٱلْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرِ ٱلْحَقِّ بِٱلْحَقِّ، وَٱلْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ ٱلْمُسْتَقِيمِ، وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ ٱلْعَظِيمِ
---
3. Terjemahan Shalawat al-Fatih
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, Pembuka sesuatu yang tertutup, penutup para nabi sebelumnya, penolong kebenaran dengan kebenaran, dan petunjuk ke jalan-Mu yang lurus, serta kepada keluarga beliau, dengan kadar dan kemuliaan beliau yang agung.”
---
4. Maksud Utama
Shalawat ini dianggap memiliki kedudukan khusus dibanding shalawat lain, terutama dalam pandangan para ahli thariqah.
Disebut kunci diri Rasulullah ﷺ, karena diyakini mampu membuka pemahaman ruhani tentang hakikat dan kemuliaan beliau.
Isinya bukan sekadar doa biasa, tapi mengandung pengakuan akan posisi Nabi Muhammad ﷺ sebagai penutup para nabi, pembawa syariat, pembimbing, sekaligus jalan menuju Allah.
---
Jadi, maksud tulisan itu adalah menekankan bahwa Shalawat al-Fatih memiliki keistimewaan karena memuji Rasulullah ﷺ secara sempurna dari segala sisi, dan karena itu dianggap sebagai "kunci" untuk memahami hakikat beliau.
Keutamaan Shalawat al-Fatih
1. Disebut Shalawat yang Paling Agung
Dalam pandangan Syaikh Ahmad at-Tijani (pendiri Thariqah Tijaniyah), shalawat al-Fatih lebih utama daripada seluruh dzikir dan wirid lainnya.
Beliau menyebutkan bahwa membaca shalawat ini sama dengan membaca al-Qur’an sebanyak enam ribu kali khatam (menurut riwayat Tijaniyah).
---
2. Pembuka Rezeki dan Pintu Keberkahan
Shalawat ini dinamakan al-Fatih (“Pembuka”) karena diyakini dapat membuka pintu:
Rezeki,
Keberkahan,
Kemudahan hidup,
serta jalan menuju Allah ﷻ.
---
3. Penghapus Dosa dan Penerang Hati
Membacanya dengan ikhlas dan istiqamah dapat menjadi wasilah ampunan dosa.
Menjadi cahaya bagi hati sehingga lebih mudah memahami ilmu syariat dan hakikat.
---
4. Mendapat Syafaat Rasulullah ﷺ
Karena shalawat ini memuji Rasulullah ﷺ dengan sempurna dari segi syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat, maka pembacanya diyakini akan mendapat kasih sayang dan syafaat beliau di dunia dan akhirat.
---
5. Dzikir Khusus di Thariqah Tijaniyah
Dalam amalan Thariqah Tijaniyah, Shalawat al-Fatih adalah wirid pokok yang harus dibaca ribuan kali.
Bahkan, disebutkan bahwa membaca 1 kali Shalawat al-Fatih lebih utama dari membaca shalawat lain dalam jumlah sangat banyak.
---
📖 Dalil Umum tentang Shalawat
Walaupun secara khusus keutamaan Shalawat al-Fatih datang dari riwayat ahli thariqah, tetapi Al-Qur’an dan hadits secara umum sudah menegaskan keutamaan membaca shalawat:
QS. al-Ahzab: 56
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam dengan sebenar-benarnya salam.”
Hadits Rasulullah ﷺ:
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا
“Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
---
✨ Kesimpulan
Shalawat al-Fatih adalah shalawat istimewa yang diyakini mencakup segala pujian terhadap Rasulullah ﷺ.
Dalam Thariqah Tijaniyah, ia memiliki kedudukan paling tinggi dan menjadi wirid utama.
Membacanya diyakini membuka pintu rezeki, ampunan, keberkahan, cahaya hati, dan syafaat Rasulullah ﷺ.
Pada dasarnya, semua shalawat itu mulia, tetapi Shalawat al-Fatih memiliki kedudukan khusus dalam tradisi tasawuf.
Cara Mengamalkan Shalawat al-Fatih
1. Jumlah Bacaan
Wirid umum: boleh dibaca kapan saja, dengan jumlah sesuai kemampuan.
Wirid khusus Thariqah Tijaniyah:
Dibaca 100 kali setiap hari sebagai amalan pokok.
Ada juga yang mengamalkan 1000 kali, bahkan lebih, sesuai kemampuan dan bimbingan guru mursyid.
---
2. Waktu yang Dianjurkan
Setelah shalat fardhu (sebagai wirid rutin).
Malam hari, khususnya setelah shalat tahajud.
Waktu-waktu mustajab untuk doa, seperti malam Jumat atau setelah membaca al-Qur’an.
---
3. Adab Sebelum Membaca
1. Berwudhu terlebih dahulu.
2. Duduk dengan tenang, menghadap kiblat.
3. Berniat membaca shalawat untuk mencari ridha Allah ﷻ dan cinta Rasulullah ﷺ.
4. Bisa diawali dengan istighfar dan membaca al-Fatihah untuk Rasulullah ﷺ dan para guru mursyid.
---
4. Niat Bacaan
Niatkan dalam hati:
Memohon rahmat dan syafaat Rasulullah ﷺ.
Memohon ampunan dosa.
Memohon dibukakan pintu rezeki, ilmu, dan jalan menuju Allah.
---
5. Manfaat Amalan Rutin
Dengan istiqamah membaca Shalawat al-Fatih:
Allah membuka pintu keberkahan hidup.
Hati menjadi tenang dan bersinar.
Mendapat perlindungan dari fitnah dunia dan akhirat.
Mendekatkan diri kepada Rasulullah ﷺ, sehingga layak mendapat syafaatnya.
---
✨ Contoh Amalan Harian
Misalnya seseorang ingin mengamalkan Shalawat al-Fatih setiap hari:
1. Setelah Shalat Subuh → baca 20 kali.
2. Setelah Shalat Dzuhur → baca 20 kali.
3. Setelah Shalat Ashar → baca 20 kali.
4. Setelah Shalat Maghrib → baca 20 kali.
5. Setelah Shalat Isya → baca 20 kali.
Total = 100 kali setiap hari.
(Sesuai amalan minimal dalam Thariqah Tijaniyah).
---
📌 Catatan penting:
Walaupun Shalawat al-Fatih sangat agung, semua shalawat pada dasarnya membawa rahmat Allah.
Jangan membanding-bandingkan secara berlebihan, tetapi jadikan Shalawat al-Fatih sebagai wasilah cinta dan penghubung kita kepada Rasulullah ﷺ.
Komentar
Posting Komentar