TAWASUL

 

TAWASUL


عِبَادَ اللهِ رِجَالَ اللهِ، أَغِيثُونَا لِأَجْلِ اللهِ، وَكُونُوا عَوْنَنَا للهِ، عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ.

Hamba-hamba Allah, para kekasih Allah, tolonglah kami demi Allah,
jadilah penolong kami karena Allah,
semoga kita memperoleh karunia dari Allah.

وَيَا أَقْطَابُ وَيَا أَنْجَابُ، وَيَا سَادَاتُ وَيَا أَحْبَابُ، وَأَنْتُمْ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ، تَعَالَوْا وَانْصُرُوا للهِ.

Wahai para quthub (wali agung), wahai orang-orang mulia,
wahai para pemimpin, wahai para pecinta,
dan kalian wahai orang-orang berakal,
marilah datang dan tolonglah kami karena Allah.

سَأَلْنَاكُمْ سَأَلْنَاكُمْ، وَلِلزُّلْفَى رَجَوْنَاكُمْ، وَفِي أَمْرٍ قَصَدْنَاكُمْ، فَشُدُّوا عَزْمَكُمْ للهِ.

Kami memohon kepada kalian, kami meminta dengan tulus,
untuk mendapatkan kedekatan (dengan Allah) kami berharap melalui kalian,
dalam urusan ini kami menghadapkan diri kepada kalian,
maka kuatkanlah tekad kalian karena Allah.

فَيَا رَبِّي بِسَادَاتِي، تَحَقَّقْ لِي إِشَارَتِي، عَسَى تَأْتِي بُشَارَتِي، وَيَصْفُو وَقْتُنَا للهِ

Ya Rabbku, dengan perantaraan para pembimbingku,
nyatakanlah bagiku tanda-tandaku,
semoga datang kabar gembiraku,
dan semoga waktu kami menjadi jernih karena Allah.

بِكَشْفِ الْحُجُبِ عَنْ عَيْنِي، وَرَفْعِ الْبَيْنِ مِنْ بَيْنِي، وَطَمْسِ الْكَيْفِ وَالأَيْنِ، بِنُورِ الْوَجْهِ يَا اللهُ

Dengan tersingkapnya tabir dari mataku,
dan hilangnya jarak yang memisahkan diriku,
serta lenyapnya “bagaimana” dan “di mana”,
dengan cahaya wajah-Mu, wahai Allah.

صَلَاةُ اللهِ مَوْلَانَا، عَلَى مَنْ بِالْهُدَى جَانَا، وَمَنْ بِالْحَقِّ أَوْلَانَا، شَفِيعِ الْخَلْقِ عِنْدَ اللهِ.

Shalawat Allah, Tuhan kami,
atas beliau yang datang membawa petunjuk,
yang mengajarkan kebenaran kepada kita,
penolong seluruh makhluk di sisi Allah.

 

 Penjelasan

عِبَادَ اللهِ رِجَالَ اللهِ، أَغِيثُونَا لِأَجْلِ اللهِ...
"Hamba-hamba Allah, para kekasih Allah, tolonglah kami demi Allah…"

Makna:
Dalam tradisi tasawuf, para wali dan orang-orang shalih disebut Rijālullāh (para lelaki Allah). Mereka adalah orang-orang yang hatinya dipenuhi Allah, hidupnya selalu dalam ketaatan, dan hatinya menjadi cermin cahaya Ilahi. Seruan ini adalah doa permohonan agar para hamba Allah yang shalih itu menolong kita dengan doa, bimbingan, dan keberkahan mereka — semata-mata karena Allah, bukan karena kepentingan dunia.

 

وَيَا أَقْطَابُ وَيَا أَنْجَابُ...
"Wahai para quthub, wahai orang-orang mulia, wahai pemimpin, wahai pecinta…"

Makna:
Disebut Aqṭāb (kutub), yaitu wali-wali besar yang menjadi poros peredaran ruhaniyah. Disebut pula Sādāt (pemimpin), dan Aḥbāb (kekasih Allah). Dalam dunia sufi, mereka adalah orang-orang yang menjadi teladan, pembawa cahaya, dan penerus jalan Rasulullah
. Ajakan ini menunjukkan bahwa jalan menuju Allah tidak bisa ditempuh sendirian, melainkan dengan mengikuti bimbingan para pewaris Nabi.

 

سَأَلْنَاكُمْ... وَلِلزُّلْفَى رَجَوْنَاكُمْ...
"Kami memohon kepada kalian… demi kedekatan dengan Allah kami berharap melalui kalian…"

Makna:
Dalam tasawuf, kedekatan kepada Allah (zulfa) seringkali diperoleh dengan tawassul (perantara), yakni mendekat kepada Allah melalui cinta dan doa para wali serta orang shalih. Permohonan ini bukan meminta pada makhluk, tetapi meminta kepada Allah melalui para kekasih-Nya yang dekat di sisi-Nya. Ini selaras dengan firman Allah:

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ ﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan perantara (wasilah) untuk mendekat kepada-Nya.” (QS. Al-Māidah: 35)

 

فَيَا رَبِّي بِسَادَاتِي...
"Ya Rabbku, dengan perantaraan para pembimbingku, nyatakanlah bagiku tanda-tandaku…"

Makna:
Seorang murid sufi selalu bersandar pada mursyid (guru ruhani). Mereka diyakini sebagai sādāt (pembimbing) yang mengantarkan murid mengenal Allah. Doa ini bermakna harapan agar Allah menyingkap tanda-tanda hidayah, memberikan kabar gembira, dan menjernihkan hati, sehingga perjalanan ruhani lebih terang menuju Allah.

 

بِكَشْفِ الْحُجُبِ عَنْ عَيْنِي...
"Dengan tersingkapnya tabir dari mataku, hilangnya jarak yang memisahkan diriku…"

Makna:
Hati manusia sering tertutup oleh hijab (tabir) berupa hawa nafsu, cinta dunia, dan keakuan. Doa ini memohon agar Allah menyingkap semua tabir, menghapus keterpisahan, dan melepaskan ikatan ruang dan waktu (bagaimana dan di mana). Tujuannya agar hati benar-benar menyaksikan Allah dengan cahaya nur Ilahi.

 

صَلَاةُ اللهِ مَوْلَانَا...
"Shalawat Allah, Tuhan kami, atas beliau yang datang membawa petunjuk…"

Makna:
Akhir doa ini ditutup dengan shalawat kepada Nabi Muhammad
. Sebab semua cahaya hidayah, kedekatan dengan Allah, dan keberkahan para wali bersumber dari beliau sebagai Shafī‘ al-Khalq (penolong seluruh makhluk). Dengan shalawat, hubungan ruhani antara seorang hamba dengan Allah melalui Rasulullah semakin kuat.

 

Kesimpulan

Teks ini adalah doa-doa sufistik yang:

  1. Mengajarkan tawassul melalui para wali dan orang shalih.
  2. Menggambarkan perjalanan ruhani dari permohonan pertolongan, menuju kedekatan, hingga tersingkapnya tabir hati.
  3. Menguatkan hubungan murid dengan guru dalam bimbingan menuju Allah.
  4. Menegaskan cinta kepada Rasulullah sebagai wasilah terbesar.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahmat Allah

FADILAH SURAT FATIHAH

Qiyamullail