يَاقَوِيُّ يَامَتِينْ أَنْجِنَا مِنَ الْإِحَنْ

 

يَاقَوِيُّ يَامَتِينْ أَنْجِنَا مِنَ الْإِحَنْ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 

الحمدُ للهِ القَوِيِّ المَتِينِ، نَاصِرِ المُتَوَكِّلِينَ، وَمُجِيرِ المُسْتَجِيرِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَّا بَعْدُ...

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Kokoh, penolong orang-orang yang bertawakal dan pelindung orang-orang yang memohon perlindungan. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam tercurah kepada beliau. Amma ba‘du...

Yang kami hormati, guru tercinta, murabbī rūḥinā — Ayahanda KH. Syamsul Ma’arif Hamzah. Semoga Allah senantiasa memanjangkan umur beliau dalam kesehatan dan keberkahan.

Kita semua yang hadir dalam majelis ini, semoga mendapatkan limpahan ilmu, akhlak, dan keberkahan dari guru kita yang mulia. Āmīn Yā Rabbal 'Ālamīn.

إِنَّ اللَّهَ يَجْمَعُنَا وَإِيَّاهُ، وَيَهْدِينَا بِهُدَاهُ، وَيَحْمِينَا بِحِمَايَتِهِ، وَيُمِدُّنَا بِمَدَدِهِ، وَيُعِيدُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِ، وَأَسْرَارِهِ، وَأَنْوَارِهِ، وَعُلُومِهِ فِي الدَّارَيْنِ.

Semoga Allah menghimpun kita bersama beliau (di dunia dan akhirat), menunjuki kita dengan petunjuk-Nya, menjaga kita dengan penjagaan-Nya, memberikan pertolongan dengan pertolongan-Nya, serta mengalirkan kepada kita keberkahan, rahasia, cahaya, dan ilmu-Nya, di dunia dan akhirat.

فَجَزَاكُمُ اللهُ أَحْسَنَ الْجَزَاءِ يَا مُرَبِّي رُوحَنَا

Yang kami cintai dan muliakan: Gus Lubbi, Gus Tomy, Gus Ryan, Gus Najib, Gus Ade, serta seluruh jamaah yang dirahmati Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Gus Arif pernah berwasiat bahwa sebagian dari kita ada yang mengira Zikrul Ghafilin sudah selesai ketika doa yang sebelum syair dibacakan. Padahal, inti dari Zikrul Ghafilin justru terletak pada doa syair karya Sultonul Auliya fi Indonesia, yaitu KH. Hamim Jazuli (Gus Miek).

Karena itu, nasihat guru kita: ketika doa syair tersebut dibacakan, kita harus tetap fokus, khusyuk, tidak lalai, dan menghadirkan hati.

Lanjutan doa syair tersebut adalah :

يَا لَطِيفُ يَا خَبِيرُ نَجِّنَا مِنَ الْمِحَنِ
يَا قَوِيُّ يَا مَتِينُ أَنْجِنَا مِنَ الْإِحَنِ

Artinya: “Ya Allah Yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui, selamatkanlah kami dari segala cobaan. Ya Allah Yang Maha Kuat dan Maha Kokoh, lindungilah kami ihan.

Dalam doa yang diajarkan Gus Miek, terdapat penyebutan dua sifat agung Allah, yaitu الْقَوِيُّ (Al-Qawiy) dan الْمَتِينُ (Al-Matīn), yang berarti Allah Maha Kuat dan Maha Kokoh.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah ﷻ:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
مَآ اُرِيْدُ مِنْهُمْ مِّنْ رِّزْقٍ وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ يُّطْعِمُوْنِ
اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan tidak pula Aku menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allahlah Maha Pemberi Rezeki, yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (QS. Az-Zariyat: 56–58)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk beribadah bukan karena Allah membutuhkan sesuatu dari hamba-Nya. Justru ibadah itu kembali manfaatnya kepada orang yang melakukannya. Allah tidak mengambil keuntungan apa pun dari ibadah makhluk-Nya, sebab Dialah yang Maha Pemberi rezeki dan Pemilik kekuatan yang tak terbatas.

Seandainya seluruh makhluk di langit dan bumi tidak taat, sedikit pun tidak akan mengurangi kekuasaan Allah. Sebaliknya, jika semua makhluk patuh beribadah kepada-Nya, itu pun tidak akan menambah kekuatan kerajaan Allah. Kekuasaan Allah mutlak, tidak bergantung pada siapa pun.

Apabila seorang mukmin benar-benar meyakini bahwa Allah adalah Al-Qawiy dan Al-Matīn, keyakinan itu akan menumbuhkan kekuatan batin sekaligus keteguhan dalam dirinya. Rasulullah ﷺ bersabda:

"المؤمن القوي خيرٌ وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف"

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)

 

Hikmah dari perintah agar kita menjadi mukmin yang kuat adalah supaya mampu menghadapi berbagai ujian hidup. Ujian itu datang dalam berbagai bentuk, baik lahir maupun batin:

Al-Mihan (المِحَن): cobaan lahiriah yang tampak, seperti sakit, bencana alam, atau kesulitan hidup.

Al-Ihan (الإِحَن): bahaya batiniah, berupa kebencian, dendam, atau makar tersembunyi.

Gus Miek kemudian menambahkan doa dalam Shalawat Munjiyat, yang mencakup permohonan perlindungan dari ujian yang lebih luas, yaitu:

Al-Ahwāl (الأهوال): kengerian besar di dunia, saat kematian, di alam kubur, hingga hari kiamat.

Al-Baliyāt (البَلِيَّات): bencana berat seperti wabah, kecelakaan besar, atau kehilangan yang menyakitkan.

Doa yang beliau ajarkan berbunyi:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنَجِّيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ المِحَنِ وَالإِحَنِ وَالأَهْوَالِ وَالبَلِيَّاتِ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, suatu shalawat yang dengannya Engkau menyelamatkan kami dari segala cobaan lahir, bahaya batin, kengerian besar, serta bencana berat.”

Dengan demikian, doa ini mencakup permohonan keselamatan total, baik lahir maupun batin, di dunia maupun di akhirat.

Imam Ibn ‘Aṭā’illah رحمه الله berkata:

وُرُودُ الْفَاقَاتِ أَعْيَادُ الْمُرِيدِينَ

“Datangnya kesusahan adalah hari raya bagi para murid (penempuh jalan menuju Allah).”

Perkataan ini mengandung hikmah. Kita bisa mengambil perumpamaan sederhana dalam dunia pendidikan:

Seorang murid sekolah dasar tidak akan bisa naik ke jenjang SMP kecuali setelah melewati ujian. Demikian pula siswa SMA, tidak akan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi tanpa melewati ujian nasional dan berbagai tes lainnya.

Seorang murid  tidak mungkin diuji kecuali ia memang sudah terdaftar sebagai murid di sekolah tersebut. Maka, ujian justru menjadi tanda bahwa ia diakui sebagai siswa yang sedang menempuh jalan pendidikan.

Begitu pula seorang murid dalam perjalanan menuju Allah ﷻ. Karena itu, ia seharusnya menyambut ujian itu dengan hati yang lapang, bahkan gembira, sebagaimana orang menyambut datangnya hari raya. Sebab ujian adalah jalan untuk naik tingkat, memperoleh derajat yang lebih tinggi di sisi Allah.

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ ... حَتَّى الشَّوْكَةُ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidaklah seorang Muslim ditimpa rasa sakit, kesedihan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya." (HR. Bukhari & Muslim)

Allah ﷻ berfirman:

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا۟ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَٰتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُهْتَدُونَ

"(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata: Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. Mereka itulah yang mendapat shalawat, rahmat, dan petunjuk dari Tuhannya." (QS. Al-Baqarah: 156–157)

Ibn ‘Aṭā’illah as-Sakandarī رحمه الله berkata:

رُبَّمَا وَجَدْتَ مِنَ الْمَزِيدِ فِي حَالِ الضَّرَّاءِ مَا لَا تَجِدُهُ فِي حَالِ السَّرَّاءِ

"Kadang engkau meraih tambahan kedekatan (dengan Allah) dalam keadaan susah, yang tidak engkau temukan dalam keadaan senang."

Artinya, kesulitan sering kali menjadi jalan terbuka menuju Allah. Dalam keadaan lapang, manusia mudah lalai. Tetapi ketika diuji, hati menjadi lebih lembut, doa lebih khusyuk, dan ketergantungan pada Allah semakin nyata.

Maka musibah bukan sekadar penderitaan, melainkan pintu kedekatan, sarana ampunan, ketenangan batin, serta peningkatan derajat di sisi Allah ﷻ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّابِرِينَ، وَارْزُقْنَا رِضَاكَ فِي كُلِّ حَالٍ، وَثَبِّتْ قُلُوبَنَا عِنْدَ الْمِحَنِ وَالْبَلَايَا، وَنَجِّنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ ظَاهِرٍ وَبَاطِنٍ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ

“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk hamba-hamba-Mu yang sabar, anugerahkanlah keridaan-Mu dalam setiap keadaan, teguhkanlah hati kami ketika menghadapi cobaan dan bencana, dan selamatkanlah kami dari segala keburukan yang tampak maupun tersembunyi. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahmat Allah

FADILAH SURAT FATIHAH

Qiyamullail